Desa Lawen sewaktu Indonesia masih dijajah kolonial Belanda dijadikan tempat untuk persembunyian para Tentara pejuang Indonesia karena dianggap menjadi tempat yang cukup setrategis untuk menyusun rencana penyerangan terhadap kolonial Belanda saat itu, meskipun saat itu desa Lawen juga tidak luput dari serangan Belanda yang mengakibatkan jatuh terhadap korban jiwa baik dari tentara Indonesia maupun warga masyarakat.
Namun desa Lawen yang berada di pertengahan antara Banjarnegara dengan Pekalongan dianggap tetap menjadi tempat yang strategis untuk menyusun serangan terhadap Belanda, yang cukup terkenal adalah penyusunan strategi dalam usaha menghadang tentara Belanda di jembatan Srengseng di Desa Sikumpul Kecamatan Kalibening yang hasilnya cukup memuaskan karena Tentara Pejuang Kemerdekaan Indonesia dapat memukul mundur Tentara Belanda yang datang dari arah Pekalongan yang hendak menuju ke Banjarnegara.
Hingga sampai saat ini desa Lawen memiliki banyak warga yang berasal dari desa-desa sekitar Kabupaten Banjarnegara, ini dikarenakan adanya perkawinan warga setempat dengan para Tentara Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Desa-desa disekitar wilayah Kabupaten Banjarnegara.
Gambaran tentang sejarah Kepemimpinan Desa Lawen dalam masa ke masa:
TAHUN | PEMIMPIN (KEPALA DESA) | KETERANGAN |
1945 - 1988 | R. SOEBARNO | Menjabat 43 Tahun |
1988 - 1995 | SUNARNO | Menjabat 7 Tahun |
1998 - 2006 | WILOPO | Menjabat 10 Tahun |
2006 - 2018 | SUPARMO | Menjabat 12 Tahun |
2018 - Sekarang | SUWARNO | Kepala Desa saat ini |
mawadah |
---|
02 Desember 2021 10:24:48 topp |